Postingan blog baweh kali ini akan belajar menulis lisensi opensource dan apa yang setiap pengguna teknologi hari ini ketahui agar tidak melanggar penggunaan open source. Jika Anda seorang pengembang perangkat lunak, maka Anda harus tahu bagaimana menggunakan perangkat lunak open source. Mari kita flashback untuk mengetahui sejarah lisensi opensource ini.
Asal-Usul Lisensi Open Source
Teknologi saat ini, dibesarkan di usia Microsoft Windows dan perangkat lunak berbayar, dan anda mungkin percaya bahwa lisensi open source merupakan tren baru sejak tahun 1990-an. Meskipun popularitas open source telah meroket dalam masa dua dekade terakhir, sebenarnya open source adalah model asli untuk lisensi perangkat lunak, dengan lisensi proprietari yang datang kemudian.
Bahkan, dua model lisensi software (open source dan proprietary) melacak asal-usul mereka dari sumber yang sama, yaitu sistem operasi Unix. Unix sendiri merupakan sistem operasi yang dikembangkan oleh AT & T Bell Laboratories di akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an dan merupakan sistem operasi pertama. Pada saat itu, posisi pasar AT&T adalah begitu dominan lalu Departemen Kehakiman AS mengeluarkan keputusan persetujuan pembatasan AT&T dari terlibat dalam kegiatan komersial di luar bidang layanan telepon yang merupakan bisnis utama AT&T.
Karena keputusan Departemen Kehakiman AS tersebut, maka AT&T tidak bisa mengeksploitasi Unix sebagai produk komersial, sehingga Bell Labs memberi Unix jauh dalam bentuk kode sumber dibawah persyaratan yang memungkinkan modifikasi dan redistribusi. Hal ini menyebabkan meluasnya penggunaan Unix dan popularitas di kalangan ilmuwan komputer di Tahun 1970-an dan 1980-an.
Setelah Departemen Kehakiman AS mencabut pelarangan pada Tahun 1983, AT&T berputar untuk mengkomersilkan Unix sebagai produk eksklusif dan mengadopsi lisensi yang lebih ketat yang memungkinkan Unix untuk didistribusikan hanya dalam format kode objek. Sementara itu, Tahun 1980-an melihat munculnya microkomputer yang menyebabkan standarisasi perangkat lunak.
Standarisasi ini, pada gilirannya mendorong perusahaan untuk mendistribusikan perangkat lunak mereka dalam kode biner. Dan akhirnya lisensi proprietary menjadi model yang dominan untuk lisensi perangkat lunak.
Minat terhadap lisensi open source muncul kembali pada Tahun 1990-an dengan pengembangan sistem operasi Linux. Sejak privatisasi Unix, permintaan telah membengkak untuk sebuah sistem operasi alternatif dari sistem operasi Unix.
Agar sebuah komputer bisa dimanfaatkan maka membutuhkan kernel sebuah sistem operasi dan software untuk menjalankannya. Untuk itu Linux Torvalds, seorang remaja di Finlandia, mengembangkan kernel linux pertama sebagai proyek sekolah. Sementara itu, proyek GNU telah dibentuk dan dikembangkan. Maka ketika Linux dan GNU digabungkan menjadi alternatif sistem operasi bebas untuk UNIX yang tersedia sebagai proprietary software.
Akhirnya system operasi yang lebih terkenal dengan sebutan Linux dirilis dibawah GNU General Public License (GPL), sebuah model lisensi yang diciptakan oleh Richard Stallman dari GNU Project. GPL didistribusikan sebagaimana adanya dan yang mendistribusikan perangkat lunak GPL tidak boleh merahasiakan kode sumber. Linux pun tumbuh dan memiliki popularitas dengan ribuan kontributor dan miliaran pengguna,
Hari ini, lisensi GPL yang dirilis Richard Stallman ada di versi GNU GPLv3 dan hanya satu dari jenis lisensi open source. The Open Source Initiative, sebuah organisasi yang didirikan pada Tahun 1998 untuk mempromosikan software open source telah menyetujui lebih dari 80 lisensi open source. Dari 80 lisensi tersebut umumnya terbagi dalam dua kategori permissive licenses dan copyleft licenses.
Sebuah permissive licenses sederhana dan merupakan jenis yang paling dasar dari lisensi opensource. Hal ini memungkinkan Anda untuk melakukan apapun yang Anda inginkan dengan perangkat lunak selama anda mematuhi persyaratan pemberitahuan. Lisensi permisif menyediakan perangkat lunak sebagaimana adanya, tanpa jaminan. Dengan begitu lisensi permisif perangkat lunak dapat diringkas sebagai berikut:
- Anda bebas melakukan apa saja terhadap source code yang Anda terima
- Penggunaan dan resiko apabila terjadi dengan komputer Anda menjadi tanggung jawab Anda sendiri
- Pengakuan terhadap penulis / kontributor sumber kode tersebut.
Adapun open source yang menggunakan lisensi copyleft menambahkan persyaratan untuk lisensi permisif diatas. Jadi selain Anda harus patuh pada 3 peraturan diatas juga menambahkan :
- Jika Anda mendistribusikan binari, Anda harus membuat kode sumber binari tersedia bagi mereka.
- Kode sumber harus tersedia di bawah persyaratan copyleft sama dimana kode yang Anda miliki.
- Anda tidak dapat menempatkan pembatasan dari lisensi copyleft tersebut.
Berikut contoh-contoh dari lisensi permisif dan lisensi copyleft :
Permissive Licenses
- BSD (Barkeley Software Distribution)
- MIT
- Apache 2
Copyleft Licenses :
- Affero GPL (PLFA)
- GPL
- Lesser GPL (LGPL)
- Mozilla Public License (MPL)
- Eclipse Public License (EPL)
- Common Development and Distribution License (CDDL)
Demikian tulisan singkat baweh online tentang lisensi open source dan apa yang pengguna teknologi harus ketahui agar tidak melanggar lisensi software yang diterima.
Source : Open Source
No comments :
Post a Comment